Auckland, Perusahaan keamanan sistem McAfee Inc. mengumumkan prediksinya seputar sepuluh besar ancaman keamanan tahun 2007 dari McAfee Avert Labs. Berdasarkan data McAfee Avert Labs, diketahui ada 217.000 varian ancaman yang dikenali dan ribuan lainnya yang belum teridentifikasi....
Dari data tersebut, perusahaan menilai makin banyak malware yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok kriminal profesional.
Berikut adalah prediksi sepuluh besar ancaman keamanan di tahun 2007 menurut McAfee Avert Labs:
1. Kasus pencurian password makin sering terjadi, menggunakan halaman sign-in palsu milik layanan online kenamaan seperti eBay atau Yahoo.
2. Jumlah spam, khususnya spam berwujud gambar pemakan bandwidth, akan makin banyak.
3. Popularitas layanan berbagi video di Web dimanfaatkan para hacker jahat. Mereka akan makin giat menunggangi file-file MPEG sebagai sarana pendistribusian program pengganggu.
4. Serangan ke ponsel makin mejadi-jadi seiring dengan makin banyaknya ponsel-ponsel pintar dengan kemampuan konektivitas yang makin canggih.
5. Adware makin merajalela, seiring makin banyaknya Potentially Unwanted Programs (PUPs) komersial.
6. Pencurian data dan kehilangan data makin jadi masalah publik. Akar masalahnya biasanya disebabkan karena pencurian komputer, back-up data yang hilang dan sistem informasi yang bermasalah.
7. Bots, program-program komputer yang menjalankan fungsi-fungsi otomatisasi, makin banyak digunakan sebagai sarana favorit para hacker jahat.
8. Malware parasitik, atau virus-virus yang memodifikasi file-file atau media penyimpanan, kembali muncul dan siap beraksi.
9. Jumlah rootkit di platform 32-bit bertambah banyak, akan tetapi hal ini diiringi dengan kemampuan proteksi dan penanggulangan yang juga makin baik.
10. Kelemahan sistem masih akan terus-menerus menimbulkan masalah keamanan.
Per Juli 2006, McAfee mengumumkan pihaknya telah menambahkan proteksi terhadap ancaman ke-200.000 dalam database mereka. Sejak 1 Januari 2006, McAfee telah menambahkan kurang-lebih 50.000 ancaman baru ke dalam database-nya dan sedang dalam tahap menambahkan 225.000 ancaman baru hingga akhir tahun nanti.
Melihat tren saat ini, McAfee memperkirakan ancaman ke-300.000 akan teridentifikasi pada akhir 2007. Demikian seperti dikutip detikINET, Minggu (10/12/2006) dari keterangan tertulis McAfee.(nks/nks)
....Dari Detik News
Jazz merupakan karya seni yang dapat dinikmati segala kalangan. Artikel yang dimuat semoga dapat bermanfaat untuk semua.
20.12.06
Virus Baru Serang Komputer Perusahaan
Jakarta, Sebuah worm baru ditengarai tengah marak beredar di PC-PC (komputer) perusahaan. Worm tersebut menyerang PC perusahaan dengan memanfaatkan celah yang ada di software antivirus Symantec versi korporat.
Setidaknya begitu yang diperingatkan sebuah perusahaan keamanan EEye Digital Security. Menurut perusahaan yang berbasis di Aliso Viejo, California itu, worm yang dijuluki "Big Yellow" tersebut mulai menyerang komputer sejak Kamis (14/12/2006). EEye sendiri mengaku pertama kali menemukan celah itu sejak tujuh bulan lalu.
Symantec, seperti dikutip detikINET dari Associated Press, Sabtu (16/12/2006), sebenarnya telah merilis patch (program tambalan) untuk memperbaiki celah Mei silam. Namun keputusan untuk menginstalnya atau tidak terserah pada perusahaan.
Sampai sejauh ini, menurut Symantec, pihaknya telah menerima tiga laporan terkait serangan worm yang menginfeksi komputer.
"Pastinya ini merupakan worm baru, dan worm ini menyerang sistem yang ringkih. Namun kami belum menemukan bukti bahwa worm tersebut telah menyebar atau menginfeksi komputer secara signifikan," papar Vincent Weafer, senior direktur unit security response Symantec.
Dijelaskan lagi, sekali komputer terinfeksi program "bot" worm tersebut, tidak menutup kemungkinan bagi hacker jahat untuk melakukan serangan ke komputer lain. (dwn/dwn)
......Dari Detik News
Doa untuk Sekeranjang Tempe
.....Dari Milis sebelah
Di Karangayu, sebuah desa di Kendal, Jawa Tengah, hiduplah seorang ibu
penjual tempe. Tak ada pekerjaan lain yang dapat dia lalukan sebagai
penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dari
bibirnya. Ia jalani hidup dengan riang. "Jika tempe ini yang nanti
mengantarku ke surga, kenapa aku harus menyesalinya. .." demikian dia selalu
memaknai hidupnya.......
Suatu pagi, setelah salat subuh, dia pun berkemas. Mengambil keranjang bambu
tempat tempe, dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe-tempe yang dia
letakkan di atas meja panjang. Tapi, deg! dadanya gemuruh. Tempe yang akan
dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang, sebagian berderai, belum
disatukan ikatan-ikatan putih kapas dari peragian. Tempe itu masih harus
menunggu satu hari lagi untuk jadi. Tubuhnya lemas. Dia bayangkan, hari ini
pasti dia tidak akan mendapatkan uang, untuk makan, dan modal membeli
kacang, yang akan dia olah kembali menjadi tempe.
Di tengah putus asa, terbersit harapan di dadanya. Dia tahu, jika meminta
kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, di tengadahkan kepala,
dia angkat tangan, dia baca doa. "Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku
tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah,
jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku..."
Dalam hati, dia yakin, Allah akan mengabulkan doanya.
Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe. Dia rasakan
hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih berlangsung.
Dadanya gemuruh. Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe. Dan... dia
kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah. Kacangnya belum semua menyatu
oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dengan memaksa senyum, dia berdiri. Dia
yakin, Allah pasti sedang "memproses" doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi.
Dia yakin, Allah tidak akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah
seperti dia. Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dalam
keranjang, dia berdoa lagi. "Ya Allah, aku tahu tak pernah ada yang mustahil
bagi-Mu. Engkau maha tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain
berjualan tempe. Karena itu ya Allah, jadikanlah. Bantulah aku, kabulkan
doaku..."
Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun
pembungkus tempe. Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar, dia
intip dari daun itu, dan... belum jadi. Kacang itu belum sepenuhnya memutih.
Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang tersebut. "Keajaiban Tuhan akan
datang... pasti," yakinnya.
Dia pun berjalan ke pasar. Di sepanjang perjalanan itu, dia yakin, "tangan"
Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas tempe-tempenya.
Berkali-kali dia dia memanjatkan doa... berkali-kali dia yakinkan diri,
Allah pasti mengabulkan doanya.
Sampai di pasar, di tempat dia biasa berjualan, dia letakkan
keranjang-keranjang itu. "Pasti sekarang telah jadi tempe!" batinnya. Dengan
berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan-pelan. Dan... dia
terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan. Masih sama seperti ketika
pertama kali dia buka di dapur tadi.
Kecewa, aitmata menitiki keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan?
Kenapa tempe ini tidak jadi? Kenapa Tuhan begitu tidak adil? Apakah Dia
ingin aku menderita? Apa salahku? Demikian batinnya berkecamuk. Dengan
lemas, dia gelar tempe-tempe setengah jadi itu di atas plastik yang telah
dia sediakan. Tangannya lemas, tak ada keyakinan akan ada yang mau membeli
tempenya itu. Dan dia tiba-tiba merasa lapar... merasa sendirian. Tuhan
telah meninggalkan aku, batinnya. Airmatanya kian menitik. Terbayang esok
dia tak dapat berjualan... esok dia pun tak akan dapat makan. Dilihatnya
kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan "teman-temannya" sesama penjual
tempe di sisi kanan dagangannya yang mulai berkemas. Dianggukinya mereka
yang pamit, karena tempenya telah laku. Kesedihannya mulai memuncak.
Diingatnya, tak pernah dia mengalami kejadian ini. Tak pernah tempenya tak
jadi. Tangisnya kian keras. Dia merasa cobaan itu terasa berat...
Di tengah kesedihan itu, sebuah tepukan menyinggahi pundaknya. Dia
memalingkan wajah, seorang perempuan cantik, paro baya, tengah tersenyum,
memandangnya. "Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah jadi? Capek saya
sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang menjualnya. Ibu punya??"
Penjual tempe itu bengong. Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat. Tanpa
menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menadahkan tangan. "Ya
Allah, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi. Jangan engkau kabulkan doaku
yang tadi. Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe..."
Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia letakkan lagi.
"jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe..."
"Bagaimana Bu? Apa ibu menjual tempe setengah jadi?" tanya perempuan itu
lagi.
Kepanikan melandanya lagi. "Duh Gusti... bagaimana ini? Tolonglah ya Allah,
jangan jadikan tempe ya?" ucapnya berkali-kali. Dan dengan gemetar, dia buka
pelan-pelan daun pembungkus tempe itu. Dan apa yang dia lihat, pembaca?? Di
balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang masih sama. Belum jadi!
"Alhamdulillah! " pekiknya, tanpa sadar. Segera dia angsurkan tempe itu
kepada si pembeli.
Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. "Kok Ibu aneh
ya, mencari tempe kok yang belum jadi?"
"Oohh, bukan begitu, Bu. Anak saya, si Sulhanuddin, yang kuliah S2 di
Australia ingin sekali makan tempe, asli buatan sini. Nah, agar bisa sampai
sana belum busuk, saya pun mencari tempe yang belum jadi. Jadi, saat saya
bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Ohh ya, jadi semuanya berapa,
Bu?"
Pembaca, ini kisah yang biasa bukan? Dalam kehidupan sehari-hari, kita acap
berdoa, dan "memaksakan" Allah memberikan apa yang menurut kita paling cocok
untuk kita. Dan jika doa kita tidak dikabulkan, kita merasa diabaikan,
merasa kecewa. padahal, Allah paling tahu apa yang paling cocok untuk kita.
Bahwa semua rencananya adalah sempurna.
Di Karangayu, sebuah desa di Kendal, Jawa Tengah, hiduplah seorang ibu
penjual tempe. Tak ada pekerjaan lain yang dapat dia lalukan sebagai
penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dari
bibirnya. Ia jalani hidup dengan riang. "Jika tempe ini yang nanti
mengantarku ke surga, kenapa aku harus menyesalinya. .." demikian dia selalu
memaknai hidupnya.......
Suatu pagi, setelah salat subuh, dia pun berkemas. Mengambil keranjang bambu
tempat tempe, dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe-tempe yang dia
letakkan di atas meja panjang. Tapi, deg! dadanya gemuruh. Tempe yang akan
dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang, sebagian berderai, belum
disatukan ikatan-ikatan putih kapas dari peragian. Tempe itu masih harus
menunggu satu hari lagi untuk jadi. Tubuhnya lemas. Dia bayangkan, hari ini
pasti dia tidak akan mendapatkan uang, untuk makan, dan modal membeli
kacang, yang akan dia olah kembali menjadi tempe.
Di tengah putus asa, terbersit harapan di dadanya. Dia tahu, jika meminta
kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, di tengadahkan kepala,
dia angkat tangan, dia baca doa. "Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku
tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah,
jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku..."
Dalam hati, dia yakin, Allah akan mengabulkan doanya.
Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe. Dia rasakan
hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih berlangsung.
Dadanya gemuruh. Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe. Dan... dia
kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah. Kacangnya belum semua menyatu
oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dengan memaksa senyum, dia berdiri. Dia
yakin, Allah pasti sedang "memproses" doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi.
Dia yakin, Allah tidak akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah
seperti dia. Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dalam
keranjang, dia berdoa lagi. "Ya Allah, aku tahu tak pernah ada yang mustahil
bagi-Mu. Engkau maha tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain
berjualan tempe. Karena itu ya Allah, jadikanlah. Bantulah aku, kabulkan
doaku..."
Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun
pembungkus tempe. Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar, dia
intip dari daun itu, dan... belum jadi. Kacang itu belum sepenuhnya memutih.
Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang tersebut. "Keajaiban Tuhan akan
datang... pasti," yakinnya.
Dia pun berjalan ke pasar. Di sepanjang perjalanan itu, dia yakin, "tangan"
Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas tempe-tempenya.
Berkali-kali dia dia memanjatkan doa... berkali-kali dia yakinkan diri,
Allah pasti mengabulkan doanya.
Sampai di pasar, di tempat dia biasa berjualan, dia letakkan
keranjang-keranjang itu. "Pasti sekarang telah jadi tempe!" batinnya. Dengan
berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan-pelan. Dan... dia
terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan. Masih sama seperti ketika
pertama kali dia buka di dapur tadi.
Kecewa, aitmata menitiki keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan?
Kenapa tempe ini tidak jadi? Kenapa Tuhan begitu tidak adil? Apakah Dia
ingin aku menderita? Apa salahku? Demikian batinnya berkecamuk. Dengan
lemas, dia gelar tempe-tempe setengah jadi itu di atas plastik yang telah
dia sediakan. Tangannya lemas, tak ada keyakinan akan ada yang mau membeli
tempenya itu. Dan dia tiba-tiba merasa lapar... merasa sendirian. Tuhan
telah meninggalkan aku, batinnya. Airmatanya kian menitik. Terbayang esok
dia tak dapat berjualan... esok dia pun tak akan dapat makan. Dilihatnya
kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan "teman-temannya" sesama penjual
tempe di sisi kanan dagangannya yang mulai berkemas. Dianggukinya mereka
yang pamit, karena tempenya telah laku. Kesedihannya mulai memuncak.
Diingatnya, tak pernah dia mengalami kejadian ini. Tak pernah tempenya tak
jadi. Tangisnya kian keras. Dia merasa cobaan itu terasa berat...
Di tengah kesedihan itu, sebuah tepukan menyinggahi pundaknya. Dia
memalingkan wajah, seorang perempuan cantik, paro baya, tengah tersenyum,
memandangnya. "Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah jadi? Capek saya
sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang menjualnya. Ibu punya??"
Penjual tempe itu bengong. Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat. Tanpa
menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menadahkan tangan. "Ya
Allah, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi. Jangan engkau kabulkan doaku
yang tadi. Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe..."
Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia letakkan lagi.
"jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe..."
"Bagaimana Bu? Apa ibu menjual tempe setengah jadi?" tanya perempuan itu
lagi.
Kepanikan melandanya lagi. "Duh Gusti... bagaimana ini? Tolonglah ya Allah,
jangan jadikan tempe ya?" ucapnya berkali-kali. Dan dengan gemetar, dia buka
pelan-pelan daun pembungkus tempe itu. Dan apa yang dia lihat, pembaca?? Di
balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang masih sama. Belum jadi!
"Alhamdulillah! " pekiknya, tanpa sadar. Segera dia angsurkan tempe itu
kepada si pembeli.
Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. "Kok Ibu aneh
ya, mencari tempe kok yang belum jadi?"
"Oohh, bukan begitu, Bu. Anak saya, si Sulhanuddin, yang kuliah S2 di
Australia ingin sekali makan tempe, asli buatan sini. Nah, agar bisa sampai
sana belum busuk, saya pun mencari tempe yang belum jadi. Jadi, saat saya
bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Ohh ya, jadi semuanya berapa,
Bu?"
Pembaca, ini kisah yang biasa bukan? Dalam kehidupan sehari-hari, kita acap
berdoa, dan "memaksakan" Allah memberikan apa yang menurut kita paling cocok
untuk kita. Dan jika doa kita tidak dikabulkan, kita merasa diabaikan,
merasa kecewa. padahal, Allah paling tahu apa yang paling cocok untuk kita.
Bahwa semua rencananya adalah sempurna.
Sepucuk Surat dari Seorang Ayah
Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat seorang laki-laki kepada seorang laki-laki; surat seorang ayah kepada seorang ayah.
Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui....
Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan anak-anaknya.
Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan, ketika aku duduk berduaan berhadapan dengan Nya, hingga saat usia senja ini.
Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh apapun jua. Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: "TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Tuhan.
Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata dihadapan Tuhan. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.
Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena kau dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan.
Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu sulit.
Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya.
Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal letih dan berhenti, Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa.
Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya. Dari ayah yang senantiasa merindukanmu. (disalin dari lembaran da'wah "MISYKAT" No.8)
Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui....
Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan anak-anaknya.
Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan, ketika aku duduk berduaan berhadapan dengan Nya, hingga saat usia senja ini.
Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh apapun jua. Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: "TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Tuhan.
Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata dihadapan Tuhan. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.
Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena kau dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan.
Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu sulit.
Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya.
Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal letih dan berhenti, Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa.
Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya. Dari ayah yang senantiasa merindukanmu. (disalin dari lembaran da'wah "MISYKAT" No.8)
Olimpiade Korupsi
Setelah ribut-ribut soal helipad kebanggaan orang Bogor, video mesum
orang Golkar, poligami orang Bandung, dan Pilkada Aceh yang dimenangi
orang-orang GAM, kini perhatian beralih ke Asian Games di Doha, Qatar. Orang Indonesia ada di bawah orang Korea Utara dan Mongolia.
Dalam daftar perolehan medali sampai hari Kamis (14/12), Indonesia
berada di urutan ke-21 dengan 2 emas, 2 perak, dan 12 perunggu. Korea
Utara (Korut) ada di peringkat 16 (5-8-14), sementara Mongolia di
urutan ke-20 (2-5-7).
Walau negara mungil, Korut boleh menyombongkan diri karena sudah
menguji coba senjata nuklir. Indonesia bangsa besar yang malas
berpikir.
Berkat pembinaan ala komunis yang terencana, atlet-atlet Korut mampu
berbicara di berbagai ajang dunia. Pemimpin Indonesia hanya besar
dalam soal wacana, rakyatnya bonék semua, dan sebagian pengurus
olahraganya mendekam di penjara.
Penduduk Korut 23 juta jiwa, produk domestik bruto (PDB) 40 miliar
dollar AS, dan nyaris tak ada utang luar negeri. GDP Indonesia 977,4
miliar dollar AS, penduduknya seperlima miliar jiwa, dan pemimpinnya
gemar berkunjung ke luar negeri.
Olahragawan Korut terbiasa hidup spartan. Pengurus olahraga Indonesia
suka menyunat dana pembinaan sehingga kondisi ekonomi atlet pas-
pasan.
Luas Korut 120.000 kilometer persegi atau 1/16 dari wilayah Indonesia
yang 1,9 juta kilometer persegi. Mereka menepuk dada karena memenangi
Perang Korea, kita bangga menyerbu saudara yang berbeda agama.
Atlet Korut senang makan bawang putih setiap hari. Atlet Indonesia
sering lari ke toilet saat pertandingan berlangsung karena gemar
melahap sambal.
Atlet Mongolia ahli di cabang yang memerlukan konsentrasi karena
telah terbiasa semedi sejak usia dini. Tak ada pemimpin yang
bersemedi sambil berendam di sungai, tak ada tokoh agama yang
berpoligami.
Atlet Mongolia hebat di cabang berkuda karena dulu mempunyai Gengis
Khan yang menaklukkan sebagian besar wilayah Asia. Indonesia kini
dikenal sebagai "orang sakit dari Asia".
Mongolia jagoan di cabang gulat. Sepanjang pengetahuan saya tak ada
politisi di sana yang tertangkap basah saat sedang "bergulat".
Thailand kini menjadi raja olahraga di Asia Tenggara. Jangan-jangan
prestasi mereka semakin maju karena tentaranya sering melancarkan
kudeta.
Singapura banyak untung dari kita. Konglomerat hitam kabur ke sana,
pejabat jual pasir ke sana, dan orang-orang kaya membeli apartemen
mewah yang dibangun di pantai hasil reklamasi dengan pasir selundupan
dari Indonesia.
Dulu orang Malaysia berguru ke sini. Lagu kebangsaan mereka konon
meniru dari lagu tradisional kita yang potongan liriknya
berbunyi, "Terang bulan, terang di kali/Buaya hidup, disangka mati."
Kita sudah sering dipecundangi Vietnam, negara yang ibarat anak
balita yang baru belajar berjalan. Kita bangsa cepat tua sebelum
matang untuk menjadi orangtua.
Untuk mengobati kekecewaan Anda, Jakarta jadi tuan rumah 2010
Corruption Olympic Games, lomba korupsi yang pertama dalam sejarah.
PBB, Uni Eropa, dan ASEAN sepakat Jakarta jadi penyelenggara karena
reputasi korupsi kita.
Indonesia dinilai cocok jadi tuan rumah karena korupsi di sini sudah
jadi budaya. Apalagi harga pemimpinnya dianggap murah dan situasi
Jakarta kacau-balau karena setiap orang—mulai dari gubernur sampai
gembel—bertindak sesuka hati.
Olimpiade Korupsi diselenggarakan Indonesian Quarter-Jakarta
Organising National Group On Corruption Olympic Committee. Kalau
disingkat jadi IQ-JONGCOC alias "aikyu jongkok."
Tema olimpiade bersejarah ini "Together We Can". Apakah bisa
diterjemahkan menjadi "Semua Bisa Diatur" atau "Bersama Kita Bisa",
itu terserah Anda.
Olimpiade mengenal nomor lari, lempar-lontar, dan loncat. Olimpiade
korupsi mempertandingkan nomor Buronan Lari, Lempar Kesalahan, dan
Kutu Loncat.
Emas Buronan Lari direbut Sudjiono Timan, emas Lempar Kesalahan
digaet yang terlibat "VoucherGate" . Emas Kutu Loncat untuk dia yang
tak terima kekalahan di pilkada gubernur meski gonta-ganti partai.
Olimpiade mengenal loncat indah, di Olimpiade Korupsi ada Wacana
Indah. Medali emas direbut dia yang sering memberikan angin surga
kepada kita.
Olimpiade mempertandingkan berbagai nomor senam. Di Olimpiade Korupsi
ada dua nomor andalan, yakni Senam Poligami serta Senam Zaini.
Pemenangnya Anda tebak sendiri.
Di olimpiade normal banyak nomor bela diri. Di Olimpiade Korupsi emas
nomor Bela Menteri Kelautan direbut Indonesia, menteri pertahanan
meraih emas nomor Bela TNI, dan pemerintah menggaet emas nomor Bela
Pengusaha.
Indonesia menyapu bersih emas dua cabang unggulan cabang bola, yakni
Sepak Rakyat dan Pingpong Birokrasi. Tim Sepak Rakyat terdiri dari
para anggota DPR, sedangkan tim Pingpong Birokrasi diperkuat lurah,
camat, sampai bupati.
Olimpiade mengenal angkat besi, di Olimpiade Korupsi ada Angkat dan
Jilat. Peraih emasnya pembisik di sekitar Anda.
Emas nomor Menembak BUMN direbut mereka yang disiapkan memeras BUMN
untuk menyambut Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2009. Perak
diraih para penjual aset berbagai BUMN ke luar negeri.
Indonesia menjadi juara umum karena merebut semua medali emas. Bangga
rasanya melihat Merah Putih berkibar dan Indonesia Raya berkumandang
di berbagai arena.
Merdeka! Ah, belum.
Sumber: Kompas - Sabtu, 16 Desember 2006
orang Golkar, poligami orang Bandung, dan Pilkada Aceh yang dimenangi
orang-orang GAM, kini perhatian beralih ke Asian Games di Doha, Qatar. Orang Indonesia ada di bawah orang Korea Utara dan Mongolia.
Dalam daftar perolehan medali sampai hari Kamis (14/12), Indonesia
berada di urutan ke-21 dengan 2 emas, 2 perak, dan 12 perunggu. Korea
Utara (Korut) ada di peringkat 16 (5-8-14), sementara Mongolia di
urutan ke-20 (2-5-7).
Walau negara mungil, Korut boleh menyombongkan diri karena sudah
menguji coba senjata nuklir. Indonesia bangsa besar yang malas
berpikir.
Berkat pembinaan ala komunis yang terencana, atlet-atlet Korut mampu
berbicara di berbagai ajang dunia. Pemimpin Indonesia hanya besar
dalam soal wacana, rakyatnya bonék semua, dan sebagian pengurus
olahraganya mendekam di penjara.
Penduduk Korut 23 juta jiwa, produk domestik bruto (PDB) 40 miliar
dollar AS, dan nyaris tak ada utang luar negeri. GDP Indonesia 977,4
miliar dollar AS, penduduknya seperlima miliar jiwa, dan pemimpinnya
gemar berkunjung ke luar negeri.
Olahragawan Korut terbiasa hidup spartan. Pengurus olahraga Indonesia
suka menyunat dana pembinaan sehingga kondisi ekonomi atlet pas-
pasan.
Luas Korut 120.000 kilometer persegi atau 1/16 dari wilayah Indonesia
yang 1,9 juta kilometer persegi. Mereka menepuk dada karena memenangi
Perang Korea, kita bangga menyerbu saudara yang berbeda agama.
Atlet Korut senang makan bawang putih setiap hari. Atlet Indonesia
sering lari ke toilet saat pertandingan berlangsung karena gemar
melahap sambal.
Atlet Mongolia ahli di cabang yang memerlukan konsentrasi karena
telah terbiasa semedi sejak usia dini. Tak ada pemimpin yang
bersemedi sambil berendam di sungai, tak ada tokoh agama yang
berpoligami.
Atlet Mongolia hebat di cabang berkuda karena dulu mempunyai Gengis
Khan yang menaklukkan sebagian besar wilayah Asia. Indonesia kini
dikenal sebagai "orang sakit dari Asia".
Mongolia jagoan di cabang gulat. Sepanjang pengetahuan saya tak ada
politisi di sana yang tertangkap basah saat sedang "bergulat".
Thailand kini menjadi raja olahraga di Asia Tenggara. Jangan-jangan
prestasi mereka semakin maju karena tentaranya sering melancarkan
kudeta.
Singapura banyak untung dari kita. Konglomerat hitam kabur ke sana,
pejabat jual pasir ke sana, dan orang-orang kaya membeli apartemen
mewah yang dibangun di pantai hasil reklamasi dengan pasir selundupan
dari Indonesia.
Dulu orang Malaysia berguru ke sini. Lagu kebangsaan mereka konon
meniru dari lagu tradisional kita yang potongan liriknya
berbunyi, "Terang bulan, terang di kali/Buaya hidup, disangka mati."
Kita sudah sering dipecundangi Vietnam, negara yang ibarat anak
balita yang baru belajar berjalan. Kita bangsa cepat tua sebelum
matang untuk menjadi orangtua.
Untuk mengobati kekecewaan Anda, Jakarta jadi tuan rumah 2010
Corruption Olympic Games, lomba korupsi yang pertama dalam sejarah.
PBB, Uni Eropa, dan ASEAN sepakat Jakarta jadi penyelenggara karena
reputasi korupsi kita.
Indonesia dinilai cocok jadi tuan rumah karena korupsi di sini sudah
jadi budaya. Apalagi harga pemimpinnya dianggap murah dan situasi
Jakarta kacau-balau karena setiap orang—mulai dari gubernur sampai
gembel—bertindak sesuka hati.
Olimpiade Korupsi diselenggarakan Indonesian Quarter-Jakarta
Organising National Group On Corruption Olympic Committee. Kalau
disingkat jadi IQ-JONGCOC alias "aikyu jongkok."
Tema olimpiade bersejarah ini "Together We Can". Apakah bisa
diterjemahkan menjadi "Semua Bisa Diatur" atau "Bersama Kita Bisa",
itu terserah Anda.
Olimpiade mengenal nomor lari, lempar-lontar, dan loncat. Olimpiade
korupsi mempertandingkan nomor Buronan Lari, Lempar Kesalahan, dan
Kutu Loncat.
Emas Buronan Lari direbut Sudjiono Timan, emas Lempar Kesalahan
digaet yang terlibat "VoucherGate" . Emas Kutu Loncat untuk dia yang
tak terima kekalahan di pilkada gubernur meski gonta-ganti partai.
Olimpiade mengenal loncat indah, di Olimpiade Korupsi ada Wacana
Indah. Medali emas direbut dia yang sering memberikan angin surga
kepada kita.
Olimpiade mempertandingkan berbagai nomor senam. Di Olimpiade Korupsi
ada dua nomor andalan, yakni Senam Poligami serta Senam Zaini.
Pemenangnya Anda tebak sendiri.
Di olimpiade normal banyak nomor bela diri. Di Olimpiade Korupsi emas
nomor Bela Menteri Kelautan direbut Indonesia, menteri pertahanan
meraih emas nomor Bela TNI, dan pemerintah menggaet emas nomor Bela
Pengusaha.
Indonesia menyapu bersih emas dua cabang unggulan cabang bola, yakni
Sepak Rakyat dan Pingpong Birokrasi. Tim Sepak Rakyat terdiri dari
para anggota DPR, sedangkan tim Pingpong Birokrasi diperkuat lurah,
camat, sampai bupati.
Olimpiade mengenal angkat besi, di Olimpiade Korupsi ada Angkat dan
Jilat. Peraih emasnya pembisik di sekitar Anda.
Emas nomor Menembak BUMN direbut mereka yang disiapkan memeras BUMN
untuk menyambut Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2009. Perak
diraih para penjual aset berbagai BUMN ke luar negeri.
Indonesia menjadi juara umum karena merebut semua medali emas. Bangga
rasanya melihat Merah Putih berkibar dan Indonesia Raya berkumandang
di berbagai arena.
Merdeka! Ah, belum.
Sumber: Kompas - Sabtu, 16 Desember 2006
Tempe Bacem
....dari millis sebelah
Sejak naik gaji, Susi menikmati kenaikan gajinya dengan mengubah gaya
hidupnya. Dulu, dia selalu membawa makanan dari rumahnya. Kadang-
kadang nasi dengan telor dadar, atau nasi dengan sisa lauk kemarin
yang sudah dihangatkan. Susi paling suka tempe bacem, yang warnanya
sampai gelap dan rasanya semakin enak. Nasi dan tempe bacem memang
makanan favoritnya.
Sudah dua bulan ini dia naik gaji karena jabatannya lebih tinggi.
Tentu saja tugas dan tanggung jawabnya semakin tinggi. Sekarang dia
merasa malu kalau membawa makanan dari rumah. Kini setiap siang dia
makan di luar. Dulu,....
banyak teman yang sering titip uang supaya
dibawakan tempe bacem kesukaannya yang ternyata disukai juga oleh
mereka. Sekarang mereka sering mengeluh karena Susi tidak mau lagi
membawakan tempe bacem kesukaan mereka. "Ah, malas bawa makanan dari
rumah lagi," katanya setiap kali mereka menanyakan tempe bacemnya.
Susi menikmati gaya hidupnya yang berubah. Sekarang dia bisa makan
ayam goreng keremes lengkap dengan es campur hampir tiap hari. Kadang-
kadang nasi rames lengkap dengan sambal goreng ati, perkedel dan
daging rendang serta telor dadar pedas serta jus buah. Enak juga sih.
Rasanya mewah. Kini Susi tidak pernah lagi makan bersama teman-
temanya di ruang makan. Dia selalu memilih makan siang di luar. Kalau
sedang sangat sibuk, baru dia minta dibelikan makanan dan akan makan
di ruangannya sendiri.
Tanpa disangka tiga hari yang lalu terjadi sesuatu yang membuat Susi
terheran-heran. Pak Jono, presiden direktur, memanggil Susi untuk
meminta laporan mingguan yang belum diterima. Kebetulan waktu itu
sudah hampir jam makan siang. Susi datang ke ruangan beliau sambil
membawa laporan yang diminta. Susi juga menjelaskan bahwa dia sudah
menyerahkan laporan tersebut ke pak Jono. Pak Jono juga mengakui hal
itu, tapi laporan itu terselip entah di mana, jadi pak Jono minta
lagi.
Setelah berdiskusi sebentar, Pak Jono mengeluarkan kotak plastik
berisi makanan. Beliau bertanya:"Susi sudah makan." "Belum, pak,"
jawab Susi. "Ya sudah, Susi makan dulu saja. Saya juga sudah lapar
nih. Nanti kita lanjutkan lagi setelah makan siang." Susi kemudian
minta diri untuk keluar makan siang. Sambil mempersilahkan Susi
keluar, pak Jono membuka kotak makan siangnya. Tanpa sengaja, Susi
melihat isi kotak itu. Isinya nasi, orak-arik telor campur buncis dan
tempe bacem. Hanya itu.
Tanpa sadar Susi bertanya:"Pak, kok Bapak bawa makanan dari rumah
sih?" "Memangnya kenapa," tanya pak Jono. "Ya... malu kan Pak? Masa
presiden direktur bawa makanan dari rumah," begitu jawab Susi.
Pak Jono hanya tersenyum ramah dan menjawab:"Mengapa harus malu?
Makanan ini penuh gizi, harga lebih murah, yang masak isteri saya,
dan saya tidak perlu repot cari makanan lagi. Lagipula ini makanan
kesukaan saya. Mau coba." Sambil tersenyum malu, Susi mengucapkan
terima kasih.
Kejadian itu membuat Susi terheran. Kok Pak Jono tidak malu membawa
makanan dari rumah ya? Tapi, memang setelah dipikir, mengapa harus
malu? Kan banyak keuntungannya? Lebih murah, rasanya lebih sesuai
selera sendiri, tidak perlu berpanas-panas keluar kantor mencari
makanan, dan bisa memilih makanan kesukaan. Tiba-tiba, dia kangen
lagi dengan tempe bacem buatan ibunya. Tempe bacem kesukaannya. Tempe
bacem yang juga disukai teman-temannya.
Dua hari yang lalu, Susi membawa lagi makanan dari rumah. Dia membawa
banyak tempe bacem dan membagikannya pada teman-temannya di ruang
makan. Semua temannya sangat senang bisa makan tempe bacem lagi.
Rasanya sudah bertahun-tahun mereka tidak makan tempe bacem. Padahal
baru dua bulan. Susi terharu melihatnya.
Kini dia baru bisa mensyukuri keadaannya. Tidak perlu malu membawa
makanan dari rumah. Pak Jono saja setiap hari selalu membawa makanan
dari rumah. Padahal gaji dan kedudukan beliau kan lebih tinggi dari
Susi? Untuk apa memboroskan uang gaji untuk makan mewah setiap hari?
Sepertinya dia mengorbankan uangnya untuk membeli makanan yang lebih
mahal hanya untuk kenikmatan sesaat dan untuk menuruti perasaan
sombong akibat naik gaji dan naik jabatan.
Hari ini Susi membawa tempe bacem lagi karena kemarin banyak yang
titip minta dibawakan. Malah mereka ingin membayar tempe bacem yang
dibawanya. Susi tersenyum saja. Dia telah menemukan kenikmatan makan
siangnya kembali.
Tadi siang ketika rapat, Pak Jono bertanya pada Susi:"Makan di mana
tadi." Sambil tersenyum malu Susi menjawab:"Di ruang makan pak. Saya
bawa dari rumah kok." Pak Jono berhenti sebentar memandangnya lalu
tersenyum sambil mengangguk-anggukka n kepalanya.
Senyum Pak Jono mengandung banyak arti. Sepertinya beliau tahu
mengapa Susi berubah. Tapi Susi senang.
Dia ingat:
If you have more money, do not change your life style! You will be rich!
Sejak naik gaji, Susi menikmati kenaikan gajinya dengan mengubah gaya
hidupnya. Dulu, dia selalu membawa makanan dari rumahnya. Kadang-
kadang nasi dengan telor dadar, atau nasi dengan sisa lauk kemarin
yang sudah dihangatkan. Susi paling suka tempe bacem, yang warnanya
sampai gelap dan rasanya semakin enak. Nasi dan tempe bacem memang
makanan favoritnya.
Sudah dua bulan ini dia naik gaji karena jabatannya lebih tinggi.
Tentu saja tugas dan tanggung jawabnya semakin tinggi. Sekarang dia
merasa malu kalau membawa makanan dari rumah. Kini setiap siang dia
makan di luar. Dulu,....
banyak teman yang sering titip uang supaya
dibawakan tempe bacem kesukaannya yang ternyata disukai juga oleh
mereka. Sekarang mereka sering mengeluh karena Susi tidak mau lagi
membawakan tempe bacem kesukaan mereka. "Ah, malas bawa makanan dari
rumah lagi," katanya setiap kali mereka menanyakan tempe bacemnya.
Susi menikmati gaya hidupnya yang berubah. Sekarang dia bisa makan
ayam goreng keremes lengkap dengan es campur hampir tiap hari. Kadang-
kadang nasi rames lengkap dengan sambal goreng ati, perkedel dan
daging rendang serta telor dadar pedas serta jus buah. Enak juga sih.
Rasanya mewah. Kini Susi tidak pernah lagi makan bersama teman-
temanya di ruang makan. Dia selalu memilih makan siang di luar. Kalau
sedang sangat sibuk, baru dia minta dibelikan makanan dan akan makan
di ruangannya sendiri.
Tanpa disangka tiga hari yang lalu terjadi sesuatu yang membuat Susi
terheran-heran. Pak Jono, presiden direktur, memanggil Susi untuk
meminta laporan mingguan yang belum diterima. Kebetulan waktu itu
sudah hampir jam makan siang. Susi datang ke ruangan beliau sambil
membawa laporan yang diminta. Susi juga menjelaskan bahwa dia sudah
menyerahkan laporan tersebut ke pak Jono. Pak Jono juga mengakui hal
itu, tapi laporan itu terselip entah di mana, jadi pak Jono minta
lagi.
Setelah berdiskusi sebentar, Pak Jono mengeluarkan kotak plastik
berisi makanan. Beliau bertanya:"Susi sudah makan." "Belum, pak,"
jawab Susi. "Ya sudah, Susi makan dulu saja. Saya juga sudah lapar
nih. Nanti kita lanjutkan lagi setelah makan siang." Susi kemudian
minta diri untuk keluar makan siang. Sambil mempersilahkan Susi
keluar, pak Jono membuka kotak makan siangnya. Tanpa sengaja, Susi
melihat isi kotak itu. Isinya nasi, orak-arik telor campur buncis dan
tempe bacem. Hanya itu.
Tanpa sadar Susi bertanya:"Pak, kok Bapak bawa makanan dari rumah
sih?" "Memangnya kenapa," tanya pak Jono. "Ya... malu kan Pak? Masa
presiden direktur bawa makanan dari rumah," begitu jawab Susi.
Pak Jono hanya tersenyum ramah dan menjawab:"Mengapa harus malu?
Makanan ini penuh gizi, harga lebih murah, yang masak isteri saya,
dan saya tidak perlu repot cari makanan lagi. Lagipula ini makanan
kesukaan saya. Mau coba." Sambil tersenyum malu, Susi mengucapkan
terima kasih.
Kejadian itu membuat Susi terheran. Kok Pak Jono tidak malu membawa
makanan dari rumah ya? Tapi, memang setelah dipikir, mengapa harus
malu? Kan banyak keuntungannya? Lebih murah, rasanya lebih sesuai
selera sendiri, tidak perlu berpanas-panas keluar kantor mencari
makanan, dan bisa memilih makanan kesukaan. Tiba-tiba, dia kangen
lagi dengan tempe bacem buatan ibunya. Tempe bacem kesukaannya. Tempe
bacem yang juga disukai teman-temannya.
Dua hari yang lalu, Susi membawa lagi makanan dari rumah. Dia membawa
banyak tempe bacem dan membagikannya pada teman-temannya di ruang
makan. Semua temannya sangat senang bisa makan tempe bacem lagi.
Rasanya sudah bertahun-tahun mereka tidak makan tempe bacem. Padahal
baru dua bulan. Susi terharu melihatnya.
Kini dia baru bisa mensyukuri keadaannya. Tidak perlu malu membawa
makanan dari rumah. Pak Jono saja setiap hari selalu membawa makanan
dari rumah. Padahal gaji dan kedudukan beliau kan lebih tinggi dari
Susi? Untuk apa memboroskan uang gaji untuk makan mewah setiap hari?
Sepertinya dia mengorbankan uangnya untuk membeli makanan yang lebih
mahal hanya untuk kenikmatan sesaat dan untuk menuruti perasaan
sombong akibat naik gaji dan naik jabatan.
Hari ini Susi membawa tempe bacem lagi karena kemarin banyak yang
titip minta dibawakan. Malah mereka ingin membayar tempe bacem yang
dibawanya. Susi tersenyum saja. Dia telah menemukan kenikmatan makan
siangnya kembali.
Tadi siang ketika rapat, Pak Jono bertanya pada Susi:"Makan di mana
tadi." Sambil tersenyum malu Susi menjawab:"Di ruang makan pak. Saya
bawa dari rumah kok." Pak Jono berhenti sebentar memandangnya lalu
tersenyum sambil mengangguk-anggukka n kepalanya.
Senyum Pak Jono mengandung banyak arti. Sepertinya beliau tahu
mengapa Susi berubah. Tapi Susi senang.
Dia ingat:
If you have more money, do not change your life style! You will be rich!
14.12.06
Jilatan api pipa Pertamina di Lapindo membentuk lafal Allah dan kuda laut
Jilatan api pipa Pertamina di Lapindo membentuk lafal Allah dan kuda laut
Surabaya - Allah Maha Besar! Ledakan pipa gas milik Pertamina di lokasi lumpur Lapindo, jalan Tol Porong-Gempol KM 38 22 November 2006 lalu yang menewaskan 13 orang masih menyimpan misteri. Ada yang mengejutkan sesaat api melumat tanggul di sekitar pusat semburan lumpur tersebut.
Seorang pekerja PU yang tergabung dalam Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo diam-diam berhasil mengabadikan jilatan api yang cukup mecengengangkan. Bagaimana tidak! Tanpa disadarinya, hasil bidikan fotografer amatir yang namanya dirahasiakan itu menunjukkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Kok bisa? Api yang membubung setinggi hampir 1 kilometer itu ternyata sempat membentuk lafal Allah dalam tulisan Arab beberapa saat. Selain itu, api itu juga menunjukkan gambar logo lama perusahaan minyak negara, PT Pertamina: kuda laut.
Boleh percaya, boleh juga tidak. Yang jelas, wartawan detikcom yang menerima softcopy foto ini sempat terkejut menyaksikan foto yang selama ini dianggap biasa oleh Timnas itu.
Pengamatan detikcom, foto tersebut kemungkinan dibidik dari tanggul Desa Renokenongo yang berada di bagian utara pusat ledakan. Memang jika dilihat sekilas, foto itu terkesan biasa.
Namun jika foto itu dicermati dan diteliti lebih lama, terlihat jelas apinya membentuk lafal Allah dan kuda laut. Pertanyaan yang muncul apakah itu jilatan api yang membentuk lafal Allah ini kebetulan saja atau memang memuat pesan-pesan dari Allah? Wallau a'lam. (gik/asy)
TANDA-TANDA SEBELUM KITA MENINGGAL
.......dari millis sebelah
Terlepas benar tidaknya semoga ini bisa menjadi pengingat buat kita semua.
.......dari millis sebelah
Terlepas benar tidaknya semoga ini bisa menjadi pengingat buat kita semua.
" Tanda 100 hari menjelang meninggal " Ini adalah tanda pertama dari ALLAH SWT kepada hambanya dan hanya akan di sadari oleh mereka yang dikehendakinya. ..... Walau bagaimanapun semua orang islam akan mendapat tanda ini hanya saja mereka menyadari atau tidak..... Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu ashar, seluruh tubuh yaitu dari ujung rambut hingga ke ujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan menggigil, contohnya seperti daging lembu yang baru saja disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti, kita akan mendapati daging tersebut seakan -akan bergetar.... ..anda ini rasanya nikmat dan bagi mereka yang sadar dan berdetik dihati bahwa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sadar akan keha! diran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa sembarang manfaat... Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini, maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.
" Tanda 40 hari " Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu ashar, bahagian pusat kita akan berdenyut-denyut pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya diatas arash ALLAH SWT, maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat persediaannya ke atas kita, antaranya ialah ia akan mulai mengikuti kita sepanjang masa ... Akan terjadi malaikat maut ini memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung seketika...
Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.. .......
" Tanda 7 hari " Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesaktian dimana orang sakit yang tidak makan, secara tiba-tiba ia berselera untuk makan...
" Tanda 3 hari " Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita yaitu diantara dahi kanan dan kiri, jika tanda ini dapat dikesan maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti.... Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita melihatnya dari bahagian sisi... Telinganya akan layu dimana bagian ujungnya akan Beransur-ansur masuk ke dalam... Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakan...
" Tanda 1 hari " Akan berlaku sesudah ashar dimana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu di kawasan ubun-ubun dimana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu ahsar keesokan harinya....
" Tanda akhir " Akan terjadi keadaan dimana kita akan merasakan sejuk dibahagian pusat dan rasa itu akan turun kepinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian Halkum... Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimat SYAHADAT dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada ALLAH SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula...
SESUNGGUHNYA MENGINGAT MATI ITU ADALAH BIJAK
Terlepas benar tidaknya semoga ini bisa menjadi pengingat buat kita semua.
.......dari millis sebelah
Terlepas benar tidaknya semoga ini bisa menjadi pengingat buat kita semua.
" Tanda 100 hari menjelang meninggal " Ini adalah tanda pertama dari ALLAH SWT kepada hambanya dan hanya akan di sadari oleh mereka yang dikehendakinya. ..... Walau bagaimanapun semua orang islam akan mendapat tanda ini hanya saja mereka menyadari atau tidak..... Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu ashar, seluruh tubuh yaitu dari ujung rambut hingga ke ujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan menggigil, contohnya seperti daging lembu yang baru saja disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti, kita akan mendapati daging tersebut seakan -akan bergetar.... ..anda ini rasanya nikmat dan bagi mereka yang sadar dan berdetik dihati bahwa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sadar akan keha! diran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa sembarang manfaat... Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini, maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.
" Tanda 40 hari " Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu ashar, bahagian pusat kita akan berdenyut-denyut pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya diatas arash ALLAH SWT, maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat persediaannya ke atas kita, antaranya ialah ia akan mulai mengikuti kita sepanjang masa ... Akan terjadi malaikat maut ini memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung seketika...
Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.. .......
" Tanda 7 hari " Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesaktian dimana orang sakit yang tidak makan, secara tiba-tiba ia berselera untuk makan...
" Tanda 3 hari " Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita yaitu diantara dahi kanan dan kiri, jika tanda ini dapat dikesan maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti.... Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita melihatnya dari bahagian sisi... Telinganya akan layu dimana bagian ujungnya akan Beransur-ansur masuk ke dalam... Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakan...
" Tanda 1 hari " Akan berlaku sesudah ashar dimana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu di kawasan ubun-ubun dimana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu ahsar keesokan harinya....
" Tanda akhir " Akan terjadi keadaan dimana kita akan merasakan sejuk dibahagian pusat dan rasa itu akan turun kepinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian Halkum... Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimat SYAHADAT dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada ALLAH SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula...
SESUNGGUHNYA MENGINGAT MATI ITU ADALAH BIJAK
Subscribe to:
Posts (Atom)