3.2.07

Transaksi Perbankan Terganggu


Akibat banjir yang melanda Jakarta, transaksi perbankan sempat terganggu. Agar transaksi kliring dan lainnya tetap terlaksana, Bank Indonesia memperpanjang waktu pelayanan.

Banjir juga sempat menggenangi sejumlah kantor-kantor bank dan anjungan tunai mandiri (ATM). Akibatnya, kualitas pelayanan terhadap nasabah menurun.

Selain itu, banyak karyawan bank yang tidak bisa masuk kantor karena akses jalan terputus akibat banjir.

Direktur Perencanaan Strategis dan Humas Bank Indonesia (BI) Budi Mulya, Jumat (2/2) di Jakarta, menjelaskan, akibat banjir, mesin Sentral Telepon Otomat (STO) Semanggi, Jakarta Pusat, terganggu.

Akibatnya, komunikasi online bank-bank yang ada di sekitarnya dengan BI terputus. "Artinya, ini sifatnya lokal, tidak nasional," kata Budi.

Sebagai solusinya, BI memfasilitasi hubungan bank ke BI dengan mekanisme dial-up sehingga transaksi-transaksi kliring dan penyelesaian seketika (real time gross settlement/RTGS) tetap terlaksana, walaupun tidak secepat biasanya.

Selain itu, BI juga memperpanjang waktu pelayanan selama dua jam dari biasanya. Namun, apabila bank membutuhkan waktu yang lebih lama, BI tetap akan melayani.

"Menurut saya, gangguan tersebut tidak memengaruhi transaksi perbankan karena selain sifatnya lokal, BI juga telah menempuh langkah-langkah yang menjamin terselenggaranya sistem pembayaran," kata Budi.

Tidak signifikan

Senior Vice President Central Operation Group Head Bank Mandiri Basu Vitri mengatakan, nilai dan volume transaksi tunai dan kliring Bank Mandiri kemarin sedikit menurun dibandingkan dengan hari normal.

Untuk transaksi tunai, volumenya mencapai 186.000 item senilai Rp 253,7 triliun. Kliring keluar mencapai 22.600 item senilai Rp 150 miliar.

Angka ini sekitar 70 persen dari transaksi pada hari normal. Adapun kliring keluar mencapai 5.800 item senilai Rp 49 miliar. Ini sekitar 80 persen dari hari normal.

Transaksi RTGS juga menurun, volume dan nilainya hanya sekitar 70 persen dari hari normal. RTGS keluar mencapai 2.800 item senilai Rp 2,74 triliun.

Chief Financial Officer Bank Mandiri Pahala N Mansury mengatakan, kerugian yang diderita akibat banjir tidak signifikan.

Wakil Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, akibat banjir, sebanyak 151 unit ATM BCA rusak, dua kantor cabang utama dan 36 kantor cabang pembantu tutup. Selain itu, jaringan call center HALO BCA tidak beroperasi.

"Untuk bantuan musibah banjir, BCA menyiapkan 100 matras dan selimut, obat-obatan, makanan, dan minuman," ujar Jahja.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan BNI Intan Abdams Katoppo mengatakan, karena gangguan telekomunikasi, sejak pukul 12.00-15.00 pengiriman kliring dan RTGS sempat terganggu. Namun, kata dia, kondisi kembali berjalan normal mulai pukul 15.15.

"Jumlah ATM yang telah diketahui terendam banjir sebanyak 11 ATM. Total ATM BNI di Jabodetabek mencapai 612 unit," kata Intan.

Sekretaris Perusahaan Bank Permata Imam Teguh Saptono mengatakan, banjir tidak berdampak signifikan terhadap proses transaksi. "Yang terganggu hanya pada proses pelayanan," katanya.

Menurut Imam, hal itu terjadi karena nasabah sulit mengakses sejumlah kantor Bank Permata. Dari total 150 kantor cabang Bank Permata di kawasan Jabodetabek, tidak ada yang terendam banjir. Namun, sekitar 20 kantor sulit dituju karena akses jalannya terputus akibat banjir.

"Transaksi berlangsung normal. Gangguan berupa hambatan elektronik lebih disebabkan oleh pihak ketiga," kata Imam.(FAJ/TAV)

Sumber : Kompas

No comments: